Selasa, 14 April 2020

Tips Cara Mengerjakan Soal Ujian Nasional Bahasa Indonesia

Wawan Setiawan Tirta

Tips Cara Mengerjakan Soal Ujian Nasional Bahasa Indonesia


Soal Ujian Nasional Bahasa Indonesia selalu panjang dan lebar. Hampir semuanya adalah soal cerita. Latihan soal yang diberikan pun tidak bisa serta merta seperti mata ujian lain yang cenderung konsisten antara contoh soal yang satu dengan contoh soal yang lain. Misalnya dalam materi tentang citraan puisi, teorinya sama yaitu pasti ada citra pengelihatan, peraba, perasa, penciuman, dan pendengaran. Akan tetapi pengetahuan itu saja tidak cukup, harus diteliti soalnya secara mendalam, karena biasanya yang ditanyakan adalah bagian mana dari puisi tersebut yang mengandung salah satu citraan tersebut. Bisa jadi, masing-masing baris memiliki kemiripan. Lebih parah lagi, tidak pernah dapat diketahui puisi karya siapa judul yang mana yang akan menjadi soal dalam Ujian Nasional. Padahal ada ribuan puisi mungkin bahkan jutaan puisi yang sudah diterbitkan.


Lalu bagaimana cara mengerjakan soal puisi seperti ini, perbanyaklah baca puisi, buatlah contoh larik puisi dengan citraan. Jika peserta didik atau peserta ujian sudah bisa membuat citraan puisi tentu dia akan lebih mudah dalam mengidentifikasi mana larik dengan citraan pengelihatan ataupun citraan yang lainnya.

Masih tentang soal puisi, jika ada soal puisi yang menanyakan amanat atau temanya, maka peserta ujian harus sering berlatih membaca puisi. Sebelum menentukan temanya harus terlebih dahulu memahami meresapi perasaan yang ditimbulkan ketika membaca puisi tersebut. Dengan demikian pasti akan lebih mudah menentukan tema dan amanat puisi tersebut.

Soal yang juga banyak muncul adalah soal tentang berita. Intinya adalah unsur 5W + 1H atau bisa juga disingkat Adik Simba (Apa DI mana Kapan Siapa Mengapa Bagaimana). Unsur-unsur berita ini juga terdapat pada materi artikel. Intinya peserta didik harus bisa mengetahui apa beda antar unsur tersebut. Meskipun acap kali perbedaan antara masing-masing unsur tersebut sangat tipis jika ditelaah langsung dalam sebuah contoh berita atau artikel. Jika ada soal yang dalam satu baris memungkinkan adanya dua unsur atau lebih, maka harus dicari unsur yang paling kuat.

Misalnya ada kalimat berita: Ridwan Kamil mengatakan bahwa dia tidak akan maju dalam pilgub Jakarta karena masih harus bertanggung jawab untuk menyelesaikan amanah yang telah diberikan oleh warga bandung kepada dirinya.

Berita di atas mengandung unsur Siapa, Apa, dan Mengapa. Unsur berita siapa adalah: Ridwan Kamil (Siapa yang tidak jadi maju dalam pilgub DKI). Unsur berita apa adalah: Ridwan Kamil tidak akan maju dalam pilgub DKI (Berita tentang apa?). Unsur Mengapa adalah alasan Ridwan Kamil tidak maju dalam pilgub DKI Jakarta.

Ketika ada kalimat seperti contoh di atas pasti membingungkan para peserta Ujian Nasional ketika ditanyakan unsur berita yang terkandung di dalamnya. Pilihan jawabannya adalah Apa, Siapa, Mengapa, dan Bagaimana. Jika ada soal seperti ini maka harus dipilih yang paling dominan. Atau unsur yang tidak ada di penjelasan kalimat berita lain. Dengan demikian kalimat berita tersebut mewakili unsur berita tertentu saja. Dalam contoh kalimat berita di atas, unsur yang paling dominan adalah unsur berita mengapa. Contoh kalimat berita tersebut menjelaskan alasan Ridwan Kamil tidak mencalonkan diri dalam pemilihan gubernur Jakarta.

Ada pula soal dengan materi paragraf (kalimat utama dan pokok utama). Untuk bisa mengerjakan soal ini harus diketahui dulu apakah itu kalimat utama dan  pokok utama (pikiran utama). Kalimat utama adalah kalimat yang bersifat lebih umum daripada kalimat-kalimat lain yang menjadi penjelasannya. Kalimat penjelas cenderung memperkuat, dan merincikan hal yang dibicarakan dalam kalimat utama. Sementara pokok utama atau pikiran utama adalah inti dari kalimat utama. Jika sudah ditemukan kalimat utama, baru bisa menentukan pokok pikirannya.

Dalam mengerjakan soal seperti ini, peserta ujian nasional biasanya kebingungan karena dianggap semuanya sama. Jika tidak jeli bisa terjebak dalam tipu daya soal.

Soal yang seharusnya menjadi soal yang paling mudah dalam bahasa Indonesia adalah soal mengenai denah, grafik, dan tabel. Tips mengerjakan soal seperti ini cukup baca instruksi yang terdapat dalam soal, kemudian langsung pilih jawabannya. Baca bacaannya baru bandingkan dengan tabel dan grafik, atau denahnya. Jika sesuai berarti itulah jawaban yang benar (bergantung soalnya ditanyakan yang benar ataukah justru diperintah untuk mencari yang salah).

Untuk diketahui pula, soal materi kesastraan yang paling membingungkan. Soal sastra ini meliputi novel dan cerpen, drama dan puisi. Karena materi tentang sastra sangat elastis (masing-masing pakar dalam sastra bisa silang pendapat tetapi keduanya dianggap sama benarnya. Yang menjadi soal, dalam soal Ujian Nasional hanya ada satu jawaban yang benar. Nah benar menurut soal bisa jadi tidak benar menurut peserta didik. Dan keduanya bisa sama-sama memiliki alasan yang kuat.

Lalu bagaimana mengerjakan soal Ujian Nasional Bahasa Indonesia?


Intinya pelajaran bahasa Indonesia adalah pelajaran untuk terampil berbahasa dan bersastra Indonesia. Proses belajar sebuah bahasa berarti belajar untuk hidup. Karena hidup tidak ada yang instan maka harus belajar terus menerus, sedikit demi sedikit, tentang banyak hal. Perbanyaklah membaca. Agar mengerti banyak perbendaharaan kata dalam bahasa Indonesia sehingga dapat langsung memahami maksud soal dan pilihan jawaban yang paling tepat.