Kamis, 16 April 2020

Potensi Sumber Daya Air

Wawan Setiawan Tirta
Potensi Sumber Daya Air

Air merupakan pendukung utama dalam kehidupan. Sumber daya ini perannya sangat penting dan tidak tergantikan. Berbagai kebutuhan makhluk hidup bergantung pada ketersediaan air. Tidak hanya untuk keperluan minum atau rumah tangga, tetapi juga berperan dalam aspek kehidupan lainnya, seperti pertanian, perkebunan, perikanan, perumahan, industri, dll.

Walaupun digunakan setiap hari, cadangan air tidak pernah habis. Inilah salah satu bentuk kekuasaan dan kasih sayang Tuhan kepada makhluk hidup. Tuhan telah menciptakan sistem yang memungkinkan air selalu tersedia, yakni siklus air atau siklus hidrologi. Siklus air meliputi gerakan air dari laut ke atmosfer, dari atmosfer ke tanah, dan kembali ke laut. Dengan kata lain, siklus air merupakan rangkaian proses berpindahnya air permukaan bumi dari satu tempat ke tempat lain hingga kembali ke tempat asalnya.
 Air merupakan pendukung utama dalam kehidupan Potensi Sumber Daya Air
Ilustrasi Siklus Hidrologi

Sinar matahari menyebabkan air yang ada di permukaan bumi dan laut mengalami penguapan. Dalam proses penguapan itu, air berubah wujud menjadi uap air. Selanjutnya, uap air ini naik menjauhi permukaan bumi dan mengalami proses kondensasi menjadi titik-titik air. Lama kelamaan, titik air ini semakin besar, dan udara tidak mampu lagi menahan bebannya. Kemudian, jatuh ke bumi sebagai hujan. Hujan dapat terjadi dimana saja. Tetapi, akhirnya akan kembali lagi ke laut mengikuti aliran sungai. Sebagian meresap ke dalam pori-pori batuan dan tersimpan menjadi air tanah. Proses demikian akan berlangsung secara berulang-ulang.

Potensi sumber daya air di Indonesia dikelompokkan tersedia dalam beberapa bentuk, sebagai berikut;

a. Air Tanah
Air tanah adalah bagian dari air yang berada di bawah permukaan tanah yang mengisi secara penuh ruang antar butir tanah atau pada lapisan jenuh (saturated zone). Air itu tentunya berasal dari hasil resapan air dari permukaan tanah (infiltrasi). Hasil resapan itu mengisi pori-pori atau rongga antar partikel tanah. Jika infiltrasi itu terus berlangsung, maka air yang berada di antara partikel tanah itu bergerak terus ke bawah karena beratnya (gaya gravitasi) mengisi lapisan tanah paling bawah dan akhirnya terbentuklah air tanah (groundwater)

Pada lapisan jenuh tadi, rongga di antara partikel tanah terisi penuh oleh air. Zone yang jenuh atau terisi penuh dengan air disebut lapisan aquifer. Kondisi air tanah pada lapisan aquifer ada yang dalam keadaan tertutup oleh lapisan impermeabel (air tanah terkekang atau confined water) dan ada pula yang tidak tertutup lapisan impermeabel (air tanah bebas atau free water). Pada titik tertentu, air tanah yang tertekan dapat muncul ke permukaan sebagai air artesis.
 Air merupakan pendukung utama dalam kehidupan Potensi Sumber Daya Air

Berdasarkan kedalamannya, air tanah dapat dibedakan menjadi airt tanah dangkal dan air tanah dalam. Air tanah dangkal adalah air tanah yang berada pada pori-pori lapisan tanah teratas. Pori-pori pada lapisan tanah ini akan terisi pada saat musim hujan. Air itu akan turun dan mengisi air tanah dalam, karena adanya gaya gravitasi. Air tanah dalam dapat ditemukan pada zone tak jenuh dan zone jenuh. Zone jenuh ditandai oleh adanya air di antara pori-pori halus yang tertahan agak lama pada lapisan tanah yang agak padat. Pada zone jenuh, pori-pori tanah terisi penuh oleh air dan air tanah tertahan lebih lama lagi.

Air pada zone jenuh sampai pada lapisan batuan induk. Air tanah tidak tetap, bergerak dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah. Karena itu, di daerah lembah atau daerah yang lebih rendah, potensi air tanahnya relatif lebih tinggi dibandingkan di daerah puncak bukit atau gunung. Air hujan yang masuk ke dalam tanah akan bergerak ke wilayah yang lebih rendah.

Daerah yang memiliki curah hujan yang besar akan memiliki potensi air tanah yang besar pula. Namun, jumlahnya akan bervariasi antar berbagai tempat, walaupun dengan kondisi curah hujan yang sama. Daerah-daerah itu adalah;
  • Lereng kali di sekitar gunung berapi, material penyusunnya yang lepas hasil letusan gunung api itu merupakan akuifer yang mampu menampung air hasil infiltrasi dalam jumlah yang banyak.
  • Dataran banjir, yang letaknya di sekitar sungai dengan material yang terdiri atas batuan aluvial.
  • Lembah isian, yakni bekas lembah yang terisi material lepas, misal; pasir dari lahar gunung api yang menutupi lemah yang luas. Lembah itu kemudian terisi air tanah dari aliran permukaan maupun bawah permukaan yang berasal dari sekitarnya yang lebih tinggi.
  • Lembah antar pegunungan, yang menerima aliran air dari pegunungan disekitarnya.

Air tanah dimanfaatkan untuk berbagai keperluan penduduk. Biasanya, air tanah dimanfaatkan untuk keperluan minum, mandi dan mencuci. Namun seiring dengan semakin banyaknya industri, air tanah juga dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan berbagai jenis industri. Akibatnya, volume air tanah semakin berkurang dan kedalaman air tanah semakin besar. Apalagi banyak industri yang memanfaatkan air tanah sampai jauh di bawah permukaan tanah. Pemanfaatanair tanah untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan industri di daerah perkotaan dekat pantai dapat mengakibatkan terjadi intrusi air laut sehingga tanah menjadi asin. Selain itu, pemanfaatan yang berlebihan juga akan dapat menurunkan permukaan tanah.


b. Air Hujan
Indonesia memiliki iklim tropis sehingga memiliki curah hujan yang sangat tinggi. Rata-rata curah  hujan di Indonesia lebih dari 2.000 mm pertahun. Intensitas hujan sangat tinggi ini dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian. Hujan dapat menjadikan tanah lebih subur. Intensitas hujan yang tinggi Indonesia dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mengarap lahan pertanian.

Apabila hujan tidak dikelola dengan baik, maka akan menimbulkan dampak yang luar biasa dan sangat membahayakan keberadaan manusia di bumi. Dampak negatif yang biasa ditimbulkan adalah terjadinya banjir. Selain karena faktor alam, banjir juga dapat terjadi karena faktor manusia seperti perilaku membuang sampah di sungai yang membuat aliran menjadi tidak lancar.


c. Air Sungai
sungai diibaratkan sebagai urat nadi dalam tubuh manusia, sementara air yang mengalir dalam urat nadi itu adalah seumpama darah. Tanpa urat nadi, darah tidak mungkin mengirimkan berbagai zat makanan yang dibutuhkan oleh semua bagian tubuh manusia. selain manusia, makhluk hidup seperti hewan dan tumbuhan juga membutuhkan sungai untuk kehidupannya.

Secara umum, aliran sungai dimanfaatkan masyarakat untuk beberapa keperluan antara lain mandi, saluran irigasi pertanian, sumber air minum, pembangkit listrik tenaga air (PLTA) budi daya perikanan darat, sarana pariwisata, serta sarana transportasi. Di lihat dari manfaat sungai itu, sungai berperan penting mendorong tingkat peradaban suatu bangsa.
 Air merupakan pendukung utama dalam kehidupan Potensi Sumber Daya Air

Beberapa langkah yang dapat dilakukan guna menjaga dan menciptakan sungai yang sehat;
  • Tidak membuang zat antiseptic dan pembasmi bakteri di sungai
  • Tidak membuang sampah di sungai
  • Tidak memakai obat kimia saat mencari ikan
  • Mengeruk endapan sungai secara berkala.

d. Air Danau
Danau merupakan cekungan pada permukaan bumi yang digenangi air. Biasanya danau dapat dipakai sebagai sarana rekreasi dan olahraga. Danau merupakan cekungan besar di permukaan bumi yang digenangi oleh air bisa tawar ataupun asin yang seluruh cekungan itu dikelilingi oleh daratan.

Berdasarkan prosesnya, danau dibedakan menjadi danau tektonik, danau tekto vulkanik, danau karst, dan waduk atau bendungan;

1) Danau Tektonik
Danau tektonik terjadi akibat peristiwa tektonik seperti gempa. Gempa mengakibatkan terjadi proses patahan pada permukaan tanah. Permukaan  tanah yang patah akan ambles dan menjadi cekung. Bagian tanah cekung akan terisi air sehingga membentuk danau. Contoh tektonik antara lain Danau Singkarak, Danau Maninjau, dan Danau Takengon (Sumatera) serta Danau Poso, Danau Tempe, Danau Tondano, dan Danau Towuti (Sulawesi).

2) Danau Vulkanik
Danau vulkanik sering disebut danau kawah. Danau  ini terdapat di kawah lubang kepundan bekas gunung api. Saat gunung meletus batuan penutup kepundan akan runtuh sehingga meninggalkan bekas lubang. Ketika terjadi hujan, lubang itu terisi air hingga membentuk danau. Contoh danau vulkanik, yakni Danau Kerinci (Sumatera Barat), Kawah Bromo, Kawah Gunung Kelud, dan Danau Gunung Lamongan (Jawa Timur), Danau Batur (Bali), serta Danau Kelimutu (Flores).

3) Danau Tektovulkanik
Danau tektovulkanik terjadi akibat proses vulkanik dan tektonik. Pada saat gunung meletus, sebagian batu atau tanah penutup gunung patah dan membentuk cekungan. Cekungan itu terisi air hingga membentuk danau. Contoh danau tektovulkanik adalah Danau Toba di Sumatera Utara.

4) Danau Karst
Istilah danau karst merujuk pada danau pelarutan (solusional). Danau terdapat di daerah berbatu kapur (karst). Danau ini terbentuk akibat proses erosi atau pelarutan batu kapur. Bekas erosi membentuk cekungan yang berisi air hingga membentuk danau. Cekungan yang terbentuk corong pada batu gamping atau batu kapur memiliki diameter beberapa meter hingga satu kilometer. Kedalaman danau ini sekira beberapa meter hingga ratusan meter. Danau di daerah karst disebut dolina. Ukuran danau yang lebih besar dari pada dolina disebut uvala. Ukuran danau yang lebih besar dari pada uvala disebut polje. Danau karst dapat ditemukan di Gunungkidul, Yogyakarta.

5) Danau Tapal Kuda (Oxbow Lake)
Danau Tapal kuda terbentuk akibat aliran sungai yang berbelok-belok terputus oleh endapat sungai. Proses ini memotong kelokan sungai yang membentuk danau tapal kuda. Sumber air danau berasal dari air hujan. Luas danau sesuai ukuran sungai pembentuknya. Contoh danau tapal kuda terdapat di hilir sungai-sungai di Kalimantan.

6) Waduk atau Bendungan
Waduk atau Bendungan merupakan kenampakan buatan. Kenampakan ini sengaja dibangun manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup. Pembangunan waduk biasanya berkaitan dengan berbagai kepentingan masyarakat di sekitarnya seperti perikanan, pertanian, pariwisata, dan pengadaan pembangkit listrik tenaga air.

Dengan adanya pembangunan waduk diharapkan kehidupan masyarakat di sekitarnya dapat meningkat. Contoh waduk atau bendungan di Indonesia, yakni Waduk Saguling, Waduk Citarum, dan Waduk Jatiluhur (Jawa Barat), Waduk Riam Kanan dan Waduk Riam Kiri (Kalimantan Selatan), serta Waduk Kedung Ombo dan Waduk Gajah Mungkur (Jawa Tengah), dll.

Danau juga dapat mengalami kepunahan atau hilang fungsinya. Hal ini biasanya terjadi akibat kejadian alam, seperti banjir atau longsor. Proses kepunahan terjadi dalam waktu yang sangat lama, berangsur-angsur dan pastinya tanpa disadari oleh manusia. Oleh sebab itu, sumber daya alam danau ini sudah seharusnya dipelihara dengan baik sehingga potensi yang ada pada danau dapat terus bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Demikianlah ulasan mengenai Potensi Sumber Daya Air, yang pada kesempatan ini dapat dibahas dengan lancar, dan semoga bermanfaat bagi yang menyimaknya. Kurang lebihnya mohon maaf, dan sampai jumpa.

*Rajinlah belajar demi Bangsa dan Negara, serta jagalah kesehatanmu!!!
*Semoga anda sukses!!!