Kamis, 07 November 2019

Ternyata, Gunung Berapi Toba Bisa Aktif Kembali

Wawan Setiawan Tirta
Gunung Toba dulunya adalah sebuah gunung berapi aktif. Letusan terakhirnya meninggalkan jejak kawah merapi berbentuk danau seperti yang kita kenal sekarang ini sebagai danau Toba. Indonesia memang terkenal sebagai sebuah negara kepulauan yang terletak di antara dua lempeng benua dan dua lempeng samudera. Letak geografis Indonesia, menyebabkan tingginya jumlah aktivitas tektonik seperti gempa bumi dan aktivitas vulkanik seperti letusan gunung berapi. Tahukah kalian? Di Indonesia ada lebih dari 120 gunung berapi aktif dan ada lebih banyak lagi gunung berapi yang tidur. Banyak orang beranggapan kalau gunung berapi yang sedang tidur adalah gunung berapi yang sudah tidak bisa meletus lagi. Benarkah demikian?

Gunung Berapi Toba, Bisakah Aktif?

Apakah gunung berapi Toba bisa aktif kembali? Untuk menjawab pertanyaan ini kita harus memahami aktivitas vulkanik suatu gunung. Aktivitas vulkanik dari gunung merapi ditentukan dari supply magma, yaitu campuran antara batuan cair dan larutan gas berasal dari sebuah zona yang berada di antara lapisan litosfer dan lapisan astenosfer. Pada zona ini, suhu yang sangat panas dan tekanan yang sangat tinggi, membuat batuan yang berasal dari lapisan litosfer mencair, dan ketika di zona ini mencapai puncaknya, maka magma yang telah terbentuk akan mendorong lapisan litosfer dan merayap naik melalui retakan-retakan yang ada di lapisan tersebut.

 dulunya adalah sebuah gunung berapi aktif Ternyata, Gunung Berapi Toba Bisa Aktif Kembali

Ketika magma yang merayap naik mendapatkan hambatan, misalnya bertemu dengan lapisan batuan yang sangat kuat dan keras, maka magma akan terkumpul di satu titik dan membentuk sebuah kantong magma. Apabila kantong magma telah terisi penuh dan tekanan yang ada pada kantong magma tidak dapat ditahan oleh lapisan batuan di atasnya, maka magma akan menekan lapisan tersebut dengan tekanan yang sangat tinggi, hingga lapisan batuan tersebut hancur dan akhirnya magma bisa naik ke permukaan bumi. Kejadian keluarnya magma dari dalam bumi dapat kita saksikan ketika kita melihat sebuah gunung berapi yang sedang meletus.

Apabila magma mendapatkan supply magma yang teratur, maka gunung berapi di atasnya akan mengalami erupsi secara berulang-ulang, bahkan tidak jarang ada gunung berapi yang bisa memuntahkan lava secara terus menerus, contohnya adalah Gunung Kilauea di Hawaii dan Gunung Erta Ale di Etiopia. Nah, gunung berapi yang dapat Meletus berulangkali dikategorikan sebagai gunung berapi aktif. Namun, karena ukuran dapur magma setiap gunung berapi berbeda-beda, butuh waktu yang berbeda pula bagi setiap dapur magma untuk dapat terisi penuh. Hal ini juga berakibat pada perbedaan jeda waktu yang dibutuhkan oleh setiap gunung untuk Meletus. Ada yang mengalami erupsi setiap lima tahun sekali, namun ada juga yang mengalami erupsi setiap belasan, puluhan, atau bahkan ratusan tahun sekali. Hal ini tergantung pada secepat apa dapur magma sebuah gunung dapat terisi penuh.

Gunung Toba: Aktif, Mati atau Tertidur?

Gunung Toba sudah sangat lama tidak meletus lagi. Apakah gunung tersebut bisa dikategorikan gunung berapi aktif? Para ahli geologi pun setuju untuk mendefinisikan kategori gunung berapi aktif dengan kriteria gunung berapi tersebut pernah meletus setidaknya sekali dalam 400 tahun terakhir. Nah, pada prakteknya banyak gunung berapi yang seakan-akan diam tanpa adanya aktivitas vulkanik. Banyak orang yang menganggap gunung-gunung tersebut telah berhenti beraktivitas. Padahal, gunung tersebut hanya tertidur dan sedang menunggu dapur magmanya terisi penuh. Contohnya adalah gunung Sinambung yang tiba-tiba meletus pada tahun 2010 setelah tertidur selama 400 tahun.

Nah, terkadang aliran magma dari perut bumi menuju ke dapur magma tidak selalu lancar. Karena aktivitas tektonik tertentu, aliran magma ini bisa saja berhenti dan magma yang telah berada di dalam dapur magma pun mendingin. Hal ini mengakibatkan gunung berapi yang terletak di atas dapur magma tersebut menjadi benar-benar mati karena tidak lagi memiliki cadangan magma aktif yang dapat memicu erupsi.


Para ahli geologi pun mendefinisikan gunung berapi mati sebagai gunung yang tidak pernah mengalami erupsi selama 10.000 tahun terakhir dan kemungkinan gunung berapi mati tidak akan mengalami erupsi lagi hingga ribuan tahun ke depan. Namun, tetap saja sebuah gunung berapi yang telah dinyatakan mati bisa kembali aktif. Satu contoh yang paling baru adalah Gunung Sotara di Kolombia yang tiba-tiba kembali aktif setelah tidak meletus selama 9600 tahun. Indonesia pun sebenarnya memiliki banyak gunung berapi yang dinyatakan mati total, namun satu yang paling menarik adalah Gunung Toba. Masyarakat umum Indonesia mungkin mengenal Toba sebagai danau terbesar di Indonesia, namun bagi ahli geologi mereka mengenal Toba sebagai sebuah kaldera atau kawah besar hasil sebuah erupsi yang sangat kuat. Bahkan, bisa dibilang sebagai salah satu erupsi gunung terkuat dalam sejarah manusia.

Erupsi Gunung Berapi Toba

Erupsi gunung berapi Toba yang terjadi 74.000 tahun SM ini, membuat seluruh bumi diselimuti abu vulkanik yang menghalangi sinar matahari sehingga mengakibatkan banyak flora dan fauna mati. Bahkan, jumlah populasi manusia saat itu berkurang dari 100.000 orang menjadi hanya 10.000 orang karena efek musim dingin vulkanis yang diakibatkan oleh abu vulkanik gunung Toba. Para ahli geologi pun menyatakan, jauh di bawah danau Toba masih terdapat dapur magma aktif dengan cadangan magma yang terus bertambah sedikit demi sedikit. Namun, mereka mengatakan masih butuh waktu ribuan tahun lagi agar cadangan magma ini dapat terkumpul cukup banyak untuk dapat menyamai kekuatan erupsi yang setara dengan erupsi gunung Toba puluhan ribu tahun yang lalu.

Demikianlah ulasan tentang Gunung Berapi Toba, semoga bermanfaat.