Senin, 04 November 2019

Perubahan Wujud Benda Akibat Perubahan Suhu

Wawan Setiawan Tirta
Suhu adalah suatu besaran yang menunjukkan derajat panas benda. Suhu juga disebut temperatur yang diukur dengan alat termometer. Semakin tinggi suhu suatu benda, semakin panas benda tersebut. Suhu menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu benda. Energi panas dapat mengubah benda. Beberapa benda akan mengalami pemuaian. Pemuaian panas adalah perubahan suatu benda yang dapat menjadi bertambah panjang, lebar, luas, atau berubah volumenya karena terkena kalor atau panas. Tetapi sebaliknya, benda dapat mengalami penyusutan.

Apa itu penyusutan?? Penyusutan adalah perubahan suatu benda yang menjadi berkurangnya panjang, lebar, dan luas karena terkena suhu dingin. Pemuaian dan penyusutan bisa terjadi pada logam, udara, dan air. Berikut ini adalah beberapa contoh pemuaian dan penyusutan benda karena perubahan suhu dalam kehidupan sehari-hari.

1. Pemasangan Kaca Jendela
Apabila kita melihat proses pemasangan kaca jendela yang dilakukan oleh tukang kayu dan kita mengamati posisi kaca yang terpasang pada jendela, para tukang kayu selalu merancang ukuran bingkai jendela yang sedikit lebih lebar dari ukuran sebenarnya. Mengapa harus demikian? Hal ini dilakukan oleh tukang kayu dengan tujuan untuk memberikan ruang pemuaian bagi kaca saat terkena panas. Bagaimana jika bingkai jendela tidak diberi ruang pemuaian?? Jika bingkai jendela tidak diberi ruang pemuaian maka ketika terkena panas akan mengakibatkan kaca menjadi retak atau bahkan pecah. Selain itu, ruang pemuaian juga untuk menghindari keretakan kaca saat ada bunyi yang menggelegar seperti ketika ada petir, atau bunyi keras lainnya.

2. Ban Sepeda/Motor dan Mobil
Apa yang terjadi ketika seseorang memompa udara terlalu banyak ke dalam ban sepeda atau ban sepeda motor? Jika ban sepeda, ban sepeda motor, dan ban mobil, diisi udara terlalu banyak, maka ban akan mengeras dan menjadi tidak nyaman dikendarai. Selain itu, mengisi udara terlalu penuh ke dalam ban sepeda atau mobil akan membahayakan pengemudinya. Ban yang diisi terlalu banyak udara dapat meletus dan dapat mengakibatkan kecelakaan. Hal ini disebabkan karena udara di dalam ban dapat memuai karena panas.
3. Kawat/kabel Listrik dan Telepon
Pemasangan kawat atau kabel telepon dan listrik terlihat mengendur dan tidak tegang. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar kawat atau kabel tidak putus pada malam hari ketika mengalami penyusutan. Selain itu, agar kawat atau kabel tidak putus jika tertimpa pohon yang tumbang.

4. Pemuaian yang Terjadi pada Gelas Kaca
Kita mungkin pernah mengalami gelas kaca yang tiba-tiba pecah atau retak ketika dituangi air panas? Hal ini terjadi karena adanya pemuaian yang tidak merata pada bagian gelas. Oleh karena itu, disarankan agar tidak menuangi gelas basah atau gelas dingin dengan air panas yang baru mendidih.
lalu bagaimana cara agar gelas tidak pecah saat dituang air panas?Caranya adalah air panas dituangkan ke gelas dengan perlahan dan sedikit demi sedikit tidak sekaligus. Cara lain adalah dengan memasukkan sebuah sendok logam ke dalam gelas. Hal ini dapat membantu agar gelas tidak cepat memuai dan kemudian pecah. Sebab, hawa panas air tersebut tersalurkan ke udara melalui sendok, jadi hawa panas yang diserap oleh gelas bagian dalam menjadi berkurang.

5. Pemuaian pada Sambungan Rel Kereta Api
Setiap logam pada umumnya akan memuai akibat pemanasan. Tidak terkecuali besi. Jika dipanaskan, besi akan mengalami partambahan panjang. Seperti pada rel kereta api. Sambungan pada rel kereta api, dibuat ada celah antara dua batang rel. Hal ini dilakukan untuk memberikan ruang muai sehingga saat terkena panas, rel tersebut tidak melengkung. Rel yang melengkung akan membahayakan gerbong kereta yang melewatinya.

Pemuaian yang terjadi pada rel kereta api termasuk ke dalam jenis pemuaian panjang, yaitu bertambahnya ukuran panjang suatu benda karena menerima kalor. Pada pemuaian panjang nilai lebar dan tebal sangat kecil dibandingkan dengan nilai panjang benda tersebut. Sehingga lebar dan tebal dianggap tidak ada.

hal yang sama terjadi pada konstruksi jembatan. Jembatan seringkali dibuat dari kerangka besi. Rangka jembatan yang terbuat dari besi akan memuai jika suhunya naik, antara ujung rangka jembatan dengan tiang beton diberi celah pemuaian. Selain itu ujung tersebut diletakkan di atas roda. Ketika terjadi pemuaian, rangka bertambah panjang. Keberadaan roda dan celah memudahkan gerak memanjang dan memendeknya rangka, sehingga terhindar dari pembengkokan.

6. Penggunaan Termometer
Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu (temperatur), ataupun perubahan suhu. Istilah termometer berasal dari bahasa Latin thermo yang berarti panas dan meter yang berarti untuk mengukur (to measure). Prinsip kerja termometer ada bermacam-macam, yang paling umum digunakan adalah termometer air raksa. Jenis lainnya yang juga dikenal adalah Celsius, Reaumur, Fahrenheit dan Kelvin.

Ada cukup banyak jenis dan macam-macam termometer yang biasa digunakan di sekitar kita, salah stunya adalah termometer klinis atau termometer badan. Termometer klinis adalah termometer yang dimanfaatkan untuk mengukur suhu badan. Termometer klinis sering digunakan dalam bidang kedokteran. Suhu badan seseorang dapat diukur menggunakan termometer klinis melalui ketiak, rongga mulut, atau di antara lekukan tubuh lainnya. Bagaimana cara menggunakan termometer klinis atau termometer badan? Termometer akan ditempelkan ke beberapa bagian tubuh seperti dalam mulut atau ketiak. Tujuannya adalah untuk mengukur suhu panas tubuh. Setelah beberapa lama, cairan di dalam termometer akan naik karena terjadi pemuaian setelah mendapatkan panas dari tubuh. Cairan akan berhenti pada angka tertentu untuk menunjukkan suhu tubuh. Ketika termometer tidak digunakan, akan kembali turun karena mengalami penyusutan.