Perbedaan Penculikan dan Penyanderaan
Kali ini kita bermain-main dengan arti kata. Secara sederhana saja. Tidak perlu menggunakan bahasa akademis ilmiah yang rumit. Bagi pencari informasi –biasanya mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas- silakan dioalah lagi pilihan kata yang ada di sini. Meskipun menggunakan kata baku, tetapi penyampaiannya sangat jauh dari ragam bahasa ilmiah.
Arti kata yang akan dibahas adalah kata penculikan dan penyaderaan. Kedua kata tersebut memiliki imbuhan –di beberapa buku yang saya baca juga disebut afiks, kalau imbuhannya berupa awalan dan akhiran maka disebut konfiks—yang sama yaitu konfirks (juga disebut imbuhan: awalan dan akhiran) ke- -an.
Kata dasarnya adalah culik dan sandera. Kedua kata ini menurut saya memiliki hubungan yang unik. Makna keduanya berbeda, tetapi memiliki persamaan dan keterkaitan makna. Keduanya salaing melengkapi, seperti Rama – Shinta plus Rahwananya.
Culik pada dasarnya sama artinya dengan curi. Bedanya, culik hanya berlaku pada orang atau manusia atau yang dimanusiakan alias personifikasi. Culik dan curi, artinya sama tetapi tidak bisa saling menggantikan. Istilah kerennya tidak bisa saling-sulih.
Kita penggunaannya dengan seksama. Amati dengan betul penggunaan culik dan curi dalam kalimat-kalimat berikut ini.
1. WNI diculik di perairan Filipina.
2. Motornya dicuri ketika dia sedang belanja.
3. WNI dicuri di perairan Filipina.
4. Motornya diculik ketika dia sedang belanja.
Kalimat satu (1) dan kalimat dua (2) dapat diterima. Sementara kalimat tiga (3), dan kalimat empat (4), meskipun kaidah penulisannya benar tetapi tidak bisa diterima akal sehat, apalagi akal yang sedang sakit.
Jadi, kata culik dengan segala bentuk turunannya: menculik, diculik, penculikan, penculik, hanya bisa disandingkan dengan orang. Dia (kata culik) hanya berjodoh dengan orang dan kata ganti orang. Sementara kata curi dengan segala bentuk turunannya: mencuri, pencuri, dicuri, pencurian, hanya dapat disejajarkan dengan hal selain orang. Misalnya: Kecantikannya telah mencuri perhatian banyak orang. #eeaa.
Ini masih kata curi kok sudah sepanjang ini ya pembahasannya. Semoga pembaca yang budiman yang baik hati dan tidak sombong serta rajin menabung, tidak bosan membaca tulisan ini. Ini bukan rayuan, hanya sekadar jilatan.
Kata selanjutnya yang akan dibahas, tentu seseuai judul adalah kata sandera. Bentuk turunannya adalah menyandera, penyanderaan, disandera, dan seterusnya. Kata tersebut sama dengan kata culik yaitu hanya berlaku untuk orang. Jadi, jika ada orang yang misalnya bernama Nusro kemudian dia (Nusro) ini menculik ayam dan menyandera ayam, mungkin Nusro sedang mengalami masalah dengan jiwa dan pikirannya.
Seharusnya Nusro mencuri ayam tidak menculik ayam. Tetapi ada yang lebih tepat, yaitu: Nusro membeli ayam, karena mencuri adalah perbuatan melanggar hukum. Benar secara bahasa tetapi tidak benar secara norma dan moral.
Lalu, apa bedanya penculikan dan penyanderaan. Kedua kata tersebut sama-sama mengandung arti proses atau kegiatan. Penculikan adalah kegiatan menculik, sementara penyanderaan adalah kegiatan menyandera. Bedanya: penculikan adalah tindakan yang dilakukan sekali proses dan singkat, sementara penyanderaan merupakan proses yang panjang (meskipun terkadang juga singkat), bahkan ada penyanderaan yang berlangsung selama bertahun-tahun. ABK WNI yang disandera perompak Somalia misalnya, ada yang disandera sampai 3 tahun.
Kaitan antara penyanderaan dan penculikan adalah rangkaian peristiwa yang tidak terpisahkan. Kegiatan penculikan yang berhasil pasti akan berlanjut dengan proses penyanderaan. Orang yang diculik akan disandera. Para penculik kemudian menjadi para penyandera biasnya akan meminta sesuatu. Jika motifnya ekonomi maka penyandera akan meminta tebusan berupa uang. Jika motifnya adalah politik, biasanya yang diminta adalah tebusan berupa kebijakan politis. Sementara jika motifnya adalah liris berarti penyandera itu sedang membatik.
Yang perlu pembaca ketahui, pembahasan tentang penculikan dan penyanderaan ini sama sekali tidak berkaitan dengan Dewi Sandra maupun Sandra Dewi. Meskipun sama-sama mengandung kata sandra. Dengan Dewi Sandra dan Sandra Dewi saja tidak berkaitan, apalagi dengan Dewi Persik, jelas tidak terkait sama sekali.
Mohon maaf jika tulisan kali ini tidak jelas arah tujuan dan penulisannya. Sekadar mencoba gaya penulisan ‘ngawur’. Selamat membaca, terus mencari informsi yang valid.
Salam !