Perlu diketahui terlebih dahulu bahwa, tulisan ini hanyalah kelakar. Bukan bemaksud menyinggung siapapun yang menggunakan nama yang mungkin akan ditulis dalam tulisan ini. Juga tidak bermaksud sok benar karena ‘apalah arti sebuah nama’ toh mawar akan tetap merah meskipun namanya bukan mawar.
Adapun yang dimaksud dengan lebay dalam judul tulisan ini adalah berlebihan. Bukan berarti alay seperti para remaja. Lebay-nya penulisan bukan terletak pada kesalahan pengguna nama, tapi kesalahan atas konvensi atau kesepakatan bersama. Dalam idiom Jawa ada istilah ‘salah kaprah’, sesuatu yang salah, tetapi sudah kaprah alias terlanjur digunakan dan akhirnya dianggap benar.
Penggunaan nama orang Indonesia dipengaruhi oleh budaya dan agama. Budaya berkaitan dengan pengetahuan kebudayan masing-masing. Misalnya orang Jawa, cenderung menggunakan nama yang berawalan Su- karena arti Su- adalah baik. Misalnya Susilo Bambang Yudoyono, Soekarno (baca: Sukarno), Soeharto (baca: Suharto).
Orang Islam cenderung menggunakan nama dalam bahasa Arab untuk memberikan nama kepada anaknya. Misalnya Abdurrahman Wahid. Wahid Hasyim, dan seterusnya.
Sementara orang yang beragama nasrani cenderung menggunakan nama-nama yang identik dengan nama-nama Eropa. Hal ini bekaitan dengan nama dan istilah yang sesuai dengan nama tokoh-tokoh agama tersebut yang memang berasal dari daratan eropa.
Karena yang saya tahu hanya yang berbahasa Arab maka yang dibahas adalan nama yang menggunakan bahasa Arab yang lebay.
Rizal seharusnya Rijal
Rizal adalah nama yang berasal dari bahasa Arab yang artinya ‘laki-laki’. Tapi penulisannya jika bekaitan dengan nama Arab tidak sesuai. Seharusnya, hasil transliterasi dari bahasa Arab رجل menjadi Rojulu, alias Rijal, pakai ‘jim’ alias ‘j’ bukan ‘z’ karena menggunakan huruf ج bukan ز.
Tapi dianggal rizal lebih Arab dari pada rijal. Dianggap rijal terlalu medok, padahal yang benar berdasarkan kaidah Arab.
Syaiful seharusnya Saiful
Penulisan nama Syaiful yang menggunakan y setelah huruf s seakan-akan lebih Arab dari pada yang tanpa y seperti saiful. Padahal dalam bahasa Arab, jika ditransliteasikan, yang sesuai adalah saiful yang tanpa y.
Berikut penjelasannya, kata syaiful kata dasarnya adalah saif dari bahasa Arab yang artinya pedang. Dalam huruf Arab adalah سيف . Jika ingin menulis menggunakan huruf ‘y’ seharusnya diletakkan setelah huruf a, yaitu sayf. Maka huruf pembentuknya tetap sama yaitu sin س , ya ي, dan fa ف.
Khufron seharusnya Gufron
Gufron adalah bahasa Arab yang akar katanya sama dengan gofur, غفر. Artinya maha pengampun. Sementara kalau ditulis menggunakan k atau kh, menjadi khufron maknanya lebih dekat dengan kafara (كفر) yang identic dengan kafir dan kufur.
Jadi, penulisan Gufron, tetaplah menggunakan g, jangan k atau kh, bisa sangat jauh maknanya.
Rahmad seharusnya Rahmat
Penulisan nama rahmat sering ditulis rahmad seolah-olah ada hubungannya dengan ahmad. Padahal sama sekali tidak ada hubungannya. Dalam bahasa Arab, ahmad dan Muhammad memiliki kata dasar yang sama yaitu Hamada (حمد) sementara dalam bahasa Arab penulisan rahmat adalah (رحمة) biasanya dirangkai dengan rahmatullah (رحمة الله) yang artinya rahmat dari Allah.
Jadi, penulisan rahmad yang menggunakan ‘d’ di akhir bisa dikatakan lebay.
Ada lagi penulisan yang kadang lebay, yaitu penulisan Syurga
Syurga
Jelas kata ini bukanlah kata dalam bahasa Arab. Surga adalah adalah bahasa Indonesia yang tidak diserap dari bahasa Arab, bahasa Arabnya surga adalah jannah.
Yang ini jelas-jelas bukan arab tapi dipaksakan dengan seolah-olah serapan dari bahasa Arab.
Ada lagi penulisan lebay seperti ini yang sering kita jumpai? Jika pembaca pernah mengetahui bisa corat-coret di komentar ya…