Rabu, 30 Oktober 2019

Meringkas Teks Eksemplum

Wawan Setiawan Tirta
Ringkasan dapat diartikan sebagai suatu hasil meringkas suatu teks menjadi suatu uraian yang lebih singkat dengan perbandingan secara proporsional antara bagian yang diringkas dengan ringkasannya Teks eksemplum dapat disusun berdasarkan sebuah cerita pendek (cerpen) karena dalam cerita pendek juga terdapat bagian-bagian yang menjadi ciri teks eksemplum, seperti pengenalan, insiden, dan interpretasi. Sebagai sebuah cerita, cerpen masih terlalu panjang untuk dijadikan teks eksemplum. Agar singkat dan mudah dipahami, cerpen dapat diringkas menjadi teks eksemplum berdasarkan ciri yang dimilikinya.

Cerpen “Pak Adil Mencari Keadilan” yang diambil dari buku Kata Api Cinta karya Gol A. Gong (Heri Hendrayana Harris). Di dalam cerpen ini dikisahkan Pak Adil sebagai tokoh utama yang dalam usia tua masih ingin bekerja. Pak Adil mengalami peristiwa atau insiden-insiden yang membuatnya terpojok, bahkan ia harus menderita karena insiden yang dialaminya itu. Meskipun demikian, insiden yang dialami Pak Adil itu tentu dapat memberi hikmah dan pelajaran bagi yang membacanya. Misalnya saja janganlah menuduh orang lain tanpa bukti yang akurat dan janganlah memaksakan diri sendiri jika fisiknya sedang lemah.
 Ringkasan dapat diartikan sebagai suatu hasil meringkas suatu teks menjadi suatu uraian y Meringkas Teks Eksemplum
Setelah memahami teks cerita pendek Pak Adil Mencari Keadilan, tentu dapat mengetahui lebih banyak tentang Pak Adil yang menjadi tokoh utama, insiden-insiden yang dialami Pak Adil, dan pesan yang diinterpretasi penulis sehingga dapat menjadi hikmah atau pelajaran bagi pembaca. Untuk itu, jawablah pertanyaan berikut dengan teliti.
  1. Siapakah Pak Adil dan di manakah dia tinggal? Pak Adil tinggal di sebuah perkampungan yang di kelilingi oleh bangunan pertokoan dan perkantoran. Pak adil bekerja senagai penjual sarapan
  2. Insiden dan peristiwa apa saja yang dialami Pak Adil? Pak Adil diminta keluarganya untuk berhenti bekerja. Pak Adil tetap menunggu disitu sampai pintu itu dibuka. Salah seorang warga mempunyai ide untuk menyuruh Pak Adil memberikan dagangannya kepada Satpam itu
  3. Apakah pesan yang diinterpretasi dan ingin disampaikan penulis kepada pembaca? Pilihan Pak Adil untuk tetap berjualan membawa konsekuensi pada dirinya. Ia harus menderita karena pilihannya itu. 

Jika pertanyaan butir 1, 2, dan 3 di atas kamu cermati lagi, ketiganya itu ternyata berhubungan dengan bagian struktur teks eksemplum, yaitu orientasi, insiden, dan interpretasi. Agar ringkasan teks eksemplummu itu lebih baik, kerjakanlah tugas berikut dengan teliti!
  1. Cermati lagi penulisan kalimat-kalimat dalam jawabanmu (butir 1), 2), dan 3) di atas yang memperlihatkan struktur teks eksemplum! Apakah sudah sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, baik ejaan, kata, maupun konjungsi yang digunakan? Perbaiki kalimat-kalimat tersebut jika penulisannya belum sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.
  2. Gabungkan kalimat-kalimat tersebut dengan menggunakan konjungsi antarkalimat, seperti akan tetapi, meskipun demikian, oleh karena itu. Gabungan kalimat-kalimatmu itu menggambarkan struktur teks eksemplum, yaitu orientasi, insiden, dan interpretasi.
  3. Tulislah tugas yang telah dilakukan itu dalam bentuk ringkasan teks eksemplum yang mudah dipahami. Agar lebih mudah dipahami, tulislah hasil ringkasanmu itu dalam bentuk format seperti berikut!
Tugas Kelompok : Meringkas Teks Eksemplum
Nama Kelompok :....................
Ketua                    :....................
Anggota                :....................
Hasil Kerja:
Judul                    : “Pak Adil Mencari Keadilan”
Struktur TeksKalimat dalam Teks
OrientasiPak Adil tinggal di sebuah perkampungan yang di kelilingi oleh bangunan pertokoan dan perkantoran. Dia tinggal bersama istri dan anaknya yang sudah kerkeluarga. Ia bekerja sebagai penjual sarapan namun, dulu ia bekerja sebagai office boy selama 7 tahun. Untuk mencapai jalan raya, pihak manajemen pertokoan membuatkan pintu masuk ke perkampungan, yang dibuka pada pukul 6 pagi dan ditutup pukul 10 malam. 
InsidenPada suatu hari, Pak Adil diminta keluarganya untuk berhenti bekerja. Mereka ingin Pak Adil tinggal di rumah atau ikut dengan anak-anaknya. Sementara itu, Pak Adil ingin tetap bekerja. Ia berangkat pada pukul 05.45 WIB. Ketika sampai di pintu pembatas, pintu tersebut ternyata belum dibuka oleh satpam. Padahal pintu tersebut menjadi jalan tercepat untuk menuju kantor tempat ia menjual sarapan.

Pak Adil tetap menunggu disitu sampai pintu itu dibuka. Sambil menunggu ia mengucapkan salam agar satpam membukakan pintu tersebut. Pak Adil juga mendongakkan kepalanya dan tiba – tiba ia melihat ujung sepatu. Saat Pak Adil sedang menunggu, datanglah beberapa warga yang akan melewati pintu tersebut. Para warga menggedor-gedor gerbang tersebut. Pak Adil menunjukkan orang yang sedang tidur. Semakin lama semakin banyak warga yang berdatangan. Para warga mulai meneriaki laki-laki tersebut. Seseorang merangsek di depannya. Pak Adilpun mulai oleng. Pintu digedor-gedor semakin keras sehingga membuat satpam yang masih tidur terbangun. Lalu ia melihat keluar. Matanya yang masih belekan dibuka lebar-lebar.

Salah seorang warga mempunyai ide untuk menyuruh Pak Adil memberikan dagangannya kepada Satpam itu. Namun, satpam tersebut malah memaki-maki Pak Adil bahwa ia bisa membeli sarapan tersebut dengan uangnya sendiri. Satpam itu tetap kukuh tidak mau membukakan gerbang tersebut akibat banyak barang toko yang hilang. Beberapa warga berdatangan kembali. Tidak sabar untuk melihat apa yang terjadi. Akibat dorongan oleh warga, Pak Adil jatuh mencebut ke selokan yang bau. Tiba-tiba terdengar suara tembakan timah panas ke udara. Para warga berlarian, tetapi Pak Adil masih diselokan. Terdengar suara keciprak air yang berasal dari Pak Adil. Satpam tersebut mencari asal suara. Mereka melihat Pak Adil di dalam selokan. Mereka menuduh Pak Adil sebagai provokator. Tanpa komando mereka menghajar Pak Adil hingga pingsan. Sampai Pak Adil masuk ke rumah sakit.
InterpretasiTernyata pilihan Pak Adil itu membawa konsekuensi pada dirinya. Ia harus menderita karena pilihannya itu. Dia dituduh sebagai provokator dan menyuap petugas. Tubuhnya terbujur tak berdaya. Selang infus menyelusup ke kedua lubang hidungnya. Denyut jantungnya terbaca di layar monitor; naik dan turun dengan lemah.